Pemerintah daerah terus menunjukkan komitmennya dalam pembangunan
pariwisata di Bondowoso. Salah satu objek yang terus digarap serius
adalah batu susun Solor atau yang dikenal Stonehenge van Java. Akses
menuju ke tumpukan batu eksotik yang terletak di desa Solor, Cermee itu
sudah diperbaiki.
Ahmad Dhafir, ketua DPRD Bondowoso mengungkapkan, belakangan ini dia
sering mendapatkan informasi jika kunjungan wisatawan ke batu susun
Solor mulai menunjukkan tren peningkatan. Namun sayangnya, kata dia,
akses jalan menuju ke tempat itu yang selama ini masih menjadi kendala.
Untuk itulah, kata dia, perbaikan akses jalan ke lokasi batu itu akan
menjadi fokus pengembangan. Bahkan dibantu oleh warga sekitar, akses
jalan ke batu Solor kini sudah sampai di bawah batu. "Ada sekitar dua
kilometer jalan yang sudah dibuka hingga sampai ke lokasi batu itu,"
ujarnya.
Dengan adanya akses jalan tersebut, kata dia, diharapkan eksotisme batu
Solor bisa lebih dikenal secara lebih luas lagi. Lebih dari itu,
wisatawan yang akan datang ke sana lebih mudah. Di samping itu, dengan
adanya jalan hingga ke bawah batu, keindahan batu Solor bisa lebih
terlihat.
Dia pun menyambut positif antusiasme para pelaku wisata yang terus
mengenalkan keberadaan batu susun Solor. Termasuk juga warga sekitar
yang sangat antusias dalam melancarkan proses perbaikan akses jalan.
"Bahkan warga rela areal tanamannya digunakan untuk akses jalan ke Batu
Solor," ungkapnya.
Ke depan, kata dia, pihaknya bersama dengan warga dan pegiat wisata akan
berusaha membuka jalur ke salah satu air terjun yang terletak tak jauh
dari batu susun Solor. "Kalau ada akses ke air terjun itu, saya yakin
akan semakin banyak kunjungan ke sana," tukasnya.
Desa Solor sendiri belakangan ini menjadi pembicaraan hangat bagi
penggeliat adventure, wisata, fotografi hingga olahraga panjat tebing.
Hal itu karena di desa ini terdapat sejumlah batuan yang menjulang
tinggi keatas. Oleh masyarakat sekitar batuan ini dikenal batu susun
Solor.
Menuju batu eksotik tersebut, pengunjung dari arah kota Bondowoso
memerlukan waktu kurang lebih 2,5 jam. Sesampainya di sekitar Kecamatan
Cermee, sebaiknya menanyakan ke warga atau pun pegawai kecamatan lokasi
Desa Solor. Hingga saat ini, jalan menuju Solor memang memerlukan
perjuangan lebih. Sepanjang jalan dari Cermee melewati jalur makadam.
Banyaknya pertigaan di kawasan persawahan seringkah membuat bingung.
Dari kecamatan Cerme, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk sampai ke
lokasi.
Setibanya di lokasi, rasa capai karena perjalanan itu lantas terbayar.
Saat pertama melihat batu Solor, ingatan akan langsung tertuju pada
Stonehenge yang berada di lokasi situs purba Wiltshire, Inggris. Sebuah
batu susun peninggalan jaman lampau. Bedanya, batuan solor masih alami
ditumbuhi rumput dan semak-semak. Sementara Stonehenge bersih dari
tanaman tinggi.
Batuan susun Solor sendiri selama ini banyak disebut sebagai peninggalan
jaman megalitikum. Tumpukan-tumpukan batu itu diyakini memang sengaja
disusun oleh manusia jaman purba. Namun kebenaran itu sejauh ini belum
bisa dipastikan.
Menurut Hery Kusdaryanto seksi sejarah dan Purbakala Disparporahub
Bondowoso, untuk menentukan apakah batuan masuk kedalam batu
megalitikum, perlu ada penelitian lebih lanjut dari Balai Pelestarian
Cagar Budaya (BPCB).